Selasa, 23 Agustus 2011

INGATAN

satu kisah yang hadir menggantikan suatu kenangan
satu kekosongan telah terisi dengan sebuah jawaban
waktu yang hadir, pergi dan kembali seakan
menjadikan hidup ini indah
hadir saat matahari terbit
ada dan
indah saat matahari tenggelam
dan bahagia saat malam tiba
setetes air di wajahmu
menampilkan indahnya malam
kicauan burung bernyanyi
walau ujungnya pertanyaan
untaian kata yang indah
menanti kebahagiaan
saat beranjak tua
waktu itu sahabat
waktu itu kendala
waktu juga sebuah teka – teki
waktu juga sebuah kejutan
maka bersahabatlah dengan waktu
dan kamu akan menemui sebuah jawaban

GELANG HATI

alunan kisahku mengalir begitu deras, memaksa lirih perih tak bertepi..
syahdu aku seperti dulu, kini mulai tak terdengar.. entah terbawa arus kenistaan yg bergumul, atau mungkin mati terkikis pasir-pasir yang menderu.
titik embun mulai mengering tidak lagi patut untuk dipuja..
hmm.. apakah aku tidak lagi seperti itu?
begitu aku, kaku, rapuh, bias bayang malam pun berputar pagi, terperangkap terlalu dalam, terhanyut seperti sampan tak bertuan.. hendak kemana aku ini?
mata yang mulai lelah, hati yang mulai membusuk,
sanggupkah gelang patah ini kutemukan?
Sanggupkahgelang patah ini ku jadikan permata, kujadikan bunga, kujadikan apa saja yang bisa menyelimuti helai syair yang ku rajut..
Perlahan iba menghangatkan tubuhku… membakar cemburu… mengoyak amarahku…

RUMAH TAK BERDINDING

Aku mengerti bahwa hidup ini hanya merupakan sebuah rangkaian aksi yang berkesinambungan. Sebuah rangkaian cerita yang takpernah dirumuskan ataupun ditulis secara nyata. Sebuah rutinitas kompleks yang dibentuk oleh keinginan, harapan, dan pemberontakan.
Aku bercermin dari kepribadian orang-orang yang takpernah memikirkan suatu tujuan. Mereka menghadapi masa depan yang tenang tanpa ada sebuah asa yang berarti. Mereka bersikap seolah-olah hidup ini telah memiliki skenario yang pasti bagi masing-masing mereka. Mereka seolah-olah lupa akan jaminan perubahan yang dijanjikan kepada mereka apabila mereka berusaha menemukan arti kehidupan yang lebih baik.
Aku takpernah melihat sebuah gemerlapnya hidup yang seharusnya tercermin dari paras wajah mereka. Aku tidak menemukan kualitas hidup dari mereka. Sebuah ideologi kuno dan budaya turunan yang sangat bertentangan dengan sejengkal ilmu yang kumiliki. Sebuah pemberontakan minoritas yang muncul dari hati kecil yang selalu mendambakan arti perjalanan jiwa yang lemah.
Mungkinkan keberanian untuk berbeda ini tidak beralasan? Apakah hanya sebuah ledakan takberarti yang muncul karena hormon yang sedang bergejolak? Atau mungkin sebuah bukti bahwa hanya sebagian kecil manusia yang kuat dan berkeinginan untuk mencari realitas demi membuktikan bahwa skenario hidup yang selama ini dianggap kompleks dan rumit merupakan sebuah garis lurus fleksibel yang dapat dibentuk apabila kita berkehendak dan mencoba merubah bentuknya agar dapat menyuarakan sedikit senyuman?
Mungkin semuanya terasa sangat membingungkan yang mungkin bisa membuatku tersesat dan terlalu jauh berjalan. Aku takut otak kecil ini tidak kuasa mengolah semua kerancuan pengertian yang selama ini menuntun kemudi hati ini. Aku takut punggung ini takdapat menemukan dinding sandaran untuk menopang letihnya. Aku takut akan kenyataan bahwa manusia itu sebenarnya hanyalah sebuah bentuk ketidakmampuan dengan sifat arogan yang berlebihan. Tapi bukankan karena itu kita hidup bertuhan?